APRESIASI
KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI
“LUKISAN
POTRET DIRI SANG MAESTRO AFFANDI KOESOEMA”
RABU, 6 MARET 2019 DI MUSEUM
AFFANDI
Artikel ini disusun guna melengkapi tugas individu
apresiasi Seni Rupa
Dosen Pengampu : Dyan Indah Purnama Sari, M.Pd.
Finkan
Aulia Adam
2017015307
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA
TAMANSISWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seni lukis merupakan cabang seni rupa yang terdiri
dari unsur – unsur pokok berupa bidang, garis, bentuk, dan warna yang berwujud
karya dua dimensi. Di dalam seni lukis terdapat berbagai macam tekhnik dan
aliran yang digunakan, sehingga bentuk visual dari lukisan pun beragam. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa seni lukis adalah seni yang manarasikan ide,
gagasan, maupun pengalaman batin seorang pelukis melalui bentuk visual berupa
lukisan.
Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang
ada dia atas kanvas juga merupakan factor pendukung bagi terciptanya sebuah
lukisan. Teknik sapuan kuas memegang peranan penting sebagai penunjang dari
hasil karya lukisan itu sendiri, karena sapuan kuas juga merupakan wujud dari
karakter, dan ciri khas dari sang seniman
Affandi adalah salah satu seniman Indonesia yang
telah menghasilkan karya lukisan lebih dari 2000 lukisan, beberapa hasil karya
lukisan Affandi masih tersimpan di Museumnya yaitu Museum Affandi yang terletak
di jalan L.Adisucipto 167, yaitu jalan utama yang menghubungkan kota Yogyakarta
dan Solo, di tepi barat sungai Gajahwong. Letaknya sangat strategis sebagai salah satu
kompleks museum seni lukis di Yogyakarta. Dalam museum tersebut terdapat 3
galeri yang telah dibangun oleh Affandi.
B.
Rumusan Masalah
1)
Siapa seniman pembuat
karya seni lukisan tersebut?
2)
Apa makana dan
history dari karya lukisan seniman?
3)
Mengapa waktu
dulu seniman lebih sering memilih membuat karya seni rupa lukisan diri ?
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Biografi Seniman
Affandi Koesoema atau yang bisa dikenal Affandi.
Lahir di Cirebon, Jawa Barat, tahun 1907 ini merupakan seorang pelukis Indonesia,
beliau menjadi pelopor aliran ekspresionisme.
Ayahnya bernama R.Koesoema,
seorang mantra ukur di pabrik gula, di Ciledug, Cirebon.
Affandi menerima pendidikan formal yang cukup
tinggi, ia bersekolah di Hollandsch
Inlandsche School (HIS), Meer
Uigebreid Lager Onderwijs (MULO), dan
Algemeene Middelbare School (AMS) merupakan sekolah yang tinggi pada masa kolonial
Belanda hanya segelintir anak negeri yang dapat pendidikan seperti itu.
Sebelum masuk dalam dunia seni lukis. Affandi
menjadi guru dan pernah bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar
reklame di salah satu gedung bioskop di Bandung. Namun pekerjaan ini tidak lama
digeluti karana ia lebih tertarik pada bidang seni lukis
Pada umur 26 tahun, pada tahun 1933, Affandi menikah
dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikarunia seorang
putri, yang kemudaian sekarang mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu
Kartika Affandi.
Affandi dikenal senang pergi merantau, beliau
merantau ke beberapa tempat, mulai dari tinggal di Cirebon, Bandung, sampai
pergi merantau ke eropa, namun pada masa tua nya Affandi merantau tinggal di
Yogyakarta sampai beliau wafat yaitu pada tanggal 23 Mei 1990 di Yogyakarta.
b.
Makna dan history lukisan seniman
Dalam setiap lukisan
Affandi selalu terdapat makna didalamnya, seperti lukisan dibawah ini yang membuat saya
tertarik. Sebagai orang awam saya melihat lukisan ini seperti menceritakan
seorang laki-laki dengan tubuhdan wajah yang kurus dan baju seadanya.
( SELF POTRAIT
)
Namun ternyata terdapat
makna dan history didalamnya yakni adalah potret diri seorang Affandi, menurut
beliau model yang paling mudah di dapat adalah melukis diri sendiri. Karya ini
dibuat semasa pendudukan jepang, dimana kemiskinan dialami oleh rakyat
Indonesia. Materi untuk melukis sangat sulit didapat, Affandi melukis dirinya
sendiri menggunkan teknik, penguasaan anatomi wajah dan pencahayaan, dapat
terlihat slah satunya dilukisan ini..
Selain lukisan diatas
masih terdapat banyak lukisan hasil karya Affandi yang berupa lukisan dari tahun-tahun awal hingga
tahun terakhir semasa hidup beliau. Lukisan tersebut terdiri atas lukisan cat
air, pastel, serta cat minyak diatas kanvas, serta terdapat sebuah reproduksi duah buah
patung berupa potret diri Affandi bersama putrinya Kartika.
( Beberapa lukisan
hasil karya Affandi yang masih tersimpan rapi )
(Reproduksi patung potret diri Affandi dan Putrinya
Kartika)
c.
Mengapa waktu dulu seniman lebih sering memilih
membuat karya seni lukisan diri.
Dari
sebagian besar hasil karya lukisan Affandi adalah lukisan diri,
menurut
salah satu tour guide yang ada disana meceritakan, pada waktu dulu Affandi
memang lebih sering melukis potret diri seperti dirinya sendiri, Ibunya, atau
saudaranya yang lain. Hal ini bukan tanpa sebab, karena dahulu beliau tidak
mempunyai biaya yang banyak jika harus melukis yang lain, karena jika beliau
ingin melukis objek yang lain, maka beliau harus pergi ke suatu tempat dan
mengeluarkan biaya, pada waktu dulu beliau juga hanya menggunkan bahan dan alat
lukis yang sederhana dan seadanya, seperti melukis diatas triplek.
Simpulan
Affandi
Koesoema atau lebih dikenal dengan Affandi adalah seorang maestro lukis
Indonesia yang bahkan karya terkenal sampai dikalangan Internasional. Affandi
disebuat sebagai pelopor aliran ekspresionisme.
Dalam
melukis Affandi lebih mengutamakan kebebasan berekspresi, beberapa hasil karya
dari Affandi menggambarkan potret dirinya sendiri. Teknik yang digunakan
Affandi dalam melukis adalah dengan secara langsung meremas cat dari tube-nya
ke kanvas. Biasnaya Affandi menyelesaikan satu lukisan bisa dengan waktu
singkat .
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka




